Contoh Soal Etika Profesi Engineer Elektro

 

ETIKA PROFESI ELEKTRO



  1. Jelaskan mengapa seorang engineer perlu memahami dan menerapkan etika dalam melaksanakan pekerjaannya. Berikan contohnya.

Etika profesi atau kode etik sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang khususnya seorang engineer. karena kode etik tersebut dapat menentukan apa yang baik dan yang tidak baik serta apakah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang engineering itu dapat dikatakan bertanggung jawab atau tidak.

Contohnya :

1.      Menjunjung tinggi kejujuran, ketekunan dan kepatuhan

2.      Mengedepankan keadilan dan kebijaksanaan

3.      Mengutamakan kepentingan masyarakat

4.      Dengan sadar mempromosikan pengetahuan, ide profesional dan pelayanan public

5.      Bekerja dengan standar operasional yang jelas

6.      Mentaati kode etik yang berlaku

7.      Dan lain-lain

  1. Jelaskan perbedaan antara suap dan gratifikasi. Berikan contohnya.

Suap (menurut Wikipedia) adalah tindakan memberikan uang, barang atau bentuk lain sebagai “balasan” atau “imbalan” dari pemberi suap kepada penerima suap yang dilakukan untuk mengubah sikap penerima atas kepentingan/minat si pemberi, walaupun sikap tersebut berlawanan dengan penerima.

Pasal 3 UU No. 3 Tahun 1980 juga menyebutkan definisi suap ini, yaitu bahwa penyuapan terjadi ketika ada orang yang menerima sesuatu atau janji, supaya ia melakukan (atau tidak melakukan) sesuatu yang menyangkut kepentingan umum atau perusahaan, bahkan yang berlawanan.

Contoh kasus yang paling mudah terjadi di kalangan karyawan misalnya seorang supplier atau vendor memberikan “amplop” kepada salah satu karyawan yang berwewenang agar mau ‘berbelanja’ kebutuhan produksi pada vendor yang bersangkutan. Padahal bisa saja, secara kualitas produk vendor belum masuk ke standar kualitas dari perusahaan.

Hal sebaliknya juga bisa terjadi. Misalnya karyawan dari sebuah perusahaan memberikan hadiah pada orang lain, misalnya di lembaga pemerintah, demi mendapatkan izin-izin tertentu untuk melakukan sesuatu atau untuk tidak melakukan sesuatu.

 

Gratifikasi terjadi ketika seseorang menerima pemberian uang tambahan, barang, diskon, komisi pinjaman tanpa bunga, ataupun fasilitas-fasilitas lain, misalnya tiket wisata gratis, biaya pengobatan gratis, dan lain sebagainya.

Pelaku tindak gratifikasi ini bisa dipidana lo, dengan hukuman penjara 4 – 20 tahun, dan denda Rp200 juta – Rp1 miliar. Hal ini diatur dalam UU 31/1999 dan UU 20/2001 Pasal 12.

Mengacu pada buku saku KPK, contoh bentuk gratifikasi yang bisa terjadi misalnya :

-          Penerimaan hadiah atau parsel dari pihak luar perusahaan oleh rekanan

-          Penerimaan komisi karena sudah merekomendasikan rekanan

-          Penerimaan potongan harga atas produk dari rekanan yang kemudian tidak dilaporkan ke perusahaan

-          Dibiayai liburan setelah proyek selesai

-          Dan masih banyak lagi.

Perbedaannya antara Suap dan Gratifikasi adalah jika dalam gratifikasi yang dilarang, pemberi gratifikasi memiliki maksud bahwa pemberian itu sebagai penghargaan atas dilakukannya suatu tindakan resmi, sedangkan dalam suap pemberi memiliki maksud (sedikit banyak) untuk mempengaruhi suatu tindakan resmi.

Kalau suap bersifat transaksional dan langsung, diberikan bersamaan dengan proses kerja sama yang sedang berlangsung. Sedangkan gratifikasi tidak bersifat transaksional–karena kadang diberikan setelah kerja sama selesai, atau bahkan belum ada sama sekali kerja sama. Ada yang menyebut gratifikasi ini sebagai “suap yang tertunda”, karena banyak yang dianggap sebagai “investasi” ataupun upaya untuk mencari perhatian.

  1. Jelaskan pada kondisi bagaimana gratifikasi bisa dianggap sebagai kasus suap. Berikan contohnya.

Gratifikasi yang dianggap suap. Gratifikasi yang dianggap suap merupakan gratifikasi yag diterima oleh pegawai negeri atau penyelengara negara yang berhubungan dengan jabatannya serta berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B UU Pemberatasan Tindak Pidana Korupsi.

Motif pemberian gratifikasi yang dianggap suap berupa untuk mempengaruhi keputusan. Biasanya penerima merupakan seseorang yang mempunyai kontrol terhadap hal tertentu (wewenang yang melekat pada jabatan, sumber daya lainnkan karena apa yang dikendalikan/dikuasai oleh penerima). Hubungan antara pemberi dan penerima bersifat timpang serta penentuan nilai atau harga pemberian gratifikasi ditentukan oleh pihak-pihak yang terlibat (terdapat kesepakatan).

Contoh :

-          Korupsi

-          Penyalahgunaan Jabatan

-          Dan lain-lain

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengembalikan / Memulihkan file dan partisi yang hilang

ALGORITMA : Terdapat dua gelas kosong dengan ukuran yang berbeda. Gelas 1 berukuran 3 liter dan gelas 2 berukuran 5 liter. Tuliskan algoritma agar mendapatkan gelas yang berisi 4 liter air.

Cara Screenshot atau Capture Layar dengan Aplikasi bawaan Windows 7, 8, 10 PC (Snipping Tool) - Tanpa Download